Saturday 28 February 2015

Password Reminder - Cerpen From Fabutive: Attack On The City

BY: DEASPENC aka NARU ISABEL :v
NO COPAS EAPS. Gak boleh copy-paste, bolehnya cuma share. Kalo mau share harus izin dulu dan pake credit ;) :v
Kalo ada yang copas, nanti gue ketekin :v gue serius :v




****

    Huh…

    Untung saja aku dan teman-temanku dapat mengalahkan para alien Reedich itu. Demi apapun itu sangat mengerikan. Apalagi ketika tangan-tangan mereka mencengkram kami. Ke delapan jari mereka yang berwarna merah dan kukunya yang berwarna hitam membuatku ketakutan. Ya mereka hanya memiliki delapan jari, masing masing memiliki 4 jari di salah satu bagian tangan. Harusnya aku dan yang lainnya berterima kasih pada Damian karena dia telah menolong kami melawan Reedich itu. Kalau saja tidak ada Damian dengan senjatanya, kami sudah mati diserang Reedich.

    Kini aku, Damian, Alex, Geo, dan Sammy sudah berada tepat di depan pintu ruangan utama. Perlu perjuangan untuk masuk ke dalam pesawat Reedich ini, apalagi ke ruangan utamanya. Apalagi ruangan utama dijaga ketat oleh mesin pemindai dan password. Sudah ditebak, pasti mereka memberi ruangan ini password agar tidak ada yang bisa masuk ke dalamnya.

    Kami tau, kami tidak akan masuk ke ruangan utama dengan mudah. Perlu perjuangan untuk menyelamatkan orang yang disandra di ruangan utama ini.

    “Coba kau hack sistemnya,” perintahku kepada Alex untuk kesekian kalinya. Saat ini, aku sangat berharap sekali dengan tablet milik Alex.

    “Akan kucoba,” jawabnya.

    Alex mengeluarkan tabletnya. Tablet itu akan Alex gunakan untuk menghack system pemindai. Kurasa Alex bisa melakukannya karena sekarang ia terlihat bahagia.

    “Sistem pemindai sudah mengizinkan. Hanya saja ada password yang harus kujawab,” ujar Alex memberitahu.

    Dahiku langsung mengerut. “Apa passwordnya?”

    “Plis lex. Jangan buat kami menunggu lagi,” pinta Geo yang sudah tidak sabaran.

    Alex menoleh ke layar mesin pemindai. “Sebelumnya aku ingin memberitahu bahwa system ini tidak sepenuhnya aku hack. Aku tidak bisa mencari tahu secara langsung passwornya. Tapi tenang, mereka mengizinkanku untuk mengetahui passwordnya dengan pengingat password.” Jawab Alex. Dia kemudian menekan layar tersebut. Lalu muncul beberapa angka di layar tersebut.

    “Ini pengingatnya. Jadi password menuju ruangan utama adalah jawaban dari pertanyaan ini.”

    Mataku tertuju pada pertanyaan yang ada di layar. Ada tiga buah pertanyaan yang masing-masing dipisahkan dengan tanda garis. Disitu tertulis.

    2 × 5 | 6 + 7 | 14 – 7

    Bentuk pertanyaan matematika. Dan bisa kalian lihat sendiri. Ini mudah sekali bukan?

    Lalu aku mendengar Damian tertawa setelah ia melihat pengingat passwordnya. Seolah meremehkan.

    “Ini mudah sekali. Anak kelas 1 SD juga pasti bisa menjawabnya,” ujarnya meremehkan.

    Kulihat Geo tersenyum, “Ya sangat mudah sekali. Kalau begini sih, aku juga bisa jawab.” Geo melangkah ke depan dengan pede. Kemudian jari-jarinya menekan angka pada keyboard layar sentuh untuk menjawab pertanyaan tersebut.

    “10, 13, 7.” Gumam Geo sambil menyentuh layar tersebut dengan jari-jarinya.

    Setelah Geo menjawab, kami pun menunggu beberapa saat. sekarang aku sangat tidak sabar sekali ingin masuk dan menyelamatkan orang orang yang disandra. Selain itu, kami juga harus cepat masuk sebelum ada Reedich yang datang kesini untuk membunuh kami.

    Kukira, jawabannya akan benar. Secara pertanyaannya sangat mudah –bahkan saking mudahnya anak SD pun bisa. Tapi, layar menunjukkan kata yang tidak kumengerti. Kata tersebut berwarna merah. Kurasa, kata tersebut artinya ‘password salah’. Kurasa.

    Tak hanya itu. Pintunya juga tidak terbuka.

    “Salah?” pekik Sammy.

    “Bagaimana bisa salah?” dahiku mengerut. Aku tidak percaya ini. Masa jawabannya salah? Sudah jelas jelas 2 dikali 5 hasilnya 10 –begitu juga seterusnya. Kenapa bisa salah?

    “Kok salah? Wah pasti kau salah meng-hack sistemnya Alex.” Geo memprotes kepada Alex.

    Alex menggelengkan kepalanya, “Aku tidak salah meng-hack.”

    “Lalu, kenapa bisa salah? Terus jawaban yang benarnya apa?” Tanyaku.

    Alex kembali menggelengkan kepalanya tanda tidak tahu.

    Oh please. Kita terjebak disini. Kita harus masuk ke dalam dan menyelamatkan orang-orang itu. Tapi sekarang kami bingung. Bagaimana kami bisa masuk ke dalam? Bagaimana cara kami untuk menjawab pertanyaan tersebut?

    Hening.

    Tidak ada yang berbicara. Kami hanya diam. Diam memikirkan cara bagaimana bisa masuk ke dalam.

    Di dalam keadaan hening ini, tiba-tiba Damian melangkan menuju layar pemindai. Ia menekan angka di layar tersebut. Kurasa ia sedang menjawab pertanyaan dari pengingat password. Tak lama setelah Damian menjawab, pintu menuju ruang utama terbuka.

    Apa?

    Bagaimana dia bisa melakukannya? Apa yang ia tulis disana? Apa jawabannya?

    Tapi kurasa aku tidak perlu memikirkan hal itu sekarang. pintu sudah terbuka. Sekarang yang harus aku lakukan adalah masuk kesana dan menyelamatkan orang-orang itu.

 ***

| N O T E S |

Wkwkwk.
Ini lah cerpen karya gue yang gue ambil dari potongan cerita Fabutive: Attack On The City. Sebenernya cerpen ini berbentuk Riddle. Ada yang harus kalian pecahkan di cerita ini. Kira kira apa jawaban kalian?
Kalo nggak ngerti pertanyaannya, gue bakal kasih tau nih. Pertanyaan riddlenya itu Apa jawaban dari pertanyaan itu/apa yang Damian tulis sebagai jawaban dan kenapa jawabannya bisa itu.
Maaf kalo agak gak jelas gitu. Maklum ini riddle pertama yang gue bikin. wkwk. Sebenernya sih jawabannya gampang kalo menurut gue. tapi gue rasa jawabannya bakalan susah dan ribet kalo menurut kalian :v
Jawaban akan gue jelaskan di cerita sambungannya yaaa…
Selamat menjawab :v

PS
buat yang penasaran atau mau baca cerita Fabutive, bisa cek di wattpad gue

1 comment: